Kamis, 02 Februari 2012

Lima Mitos Entrepreneurship


Entrepreneurship

Materi luar biasa ini saya dapatkan ketika mengikuti Kajian Akbar "KEBANGKITAN EKONOMI INDONESIA" bersama Ir. Heppy Trenggono di Aula sebuah Islamic Centre di awal februari 2012. Materi mengalir begitu halus (sejatinya hanya curhat dari si pembicara), tapi semua kata yang mengalir memberikan motivasi saya untuk mantap melangkah. Menekuni dunia entrepreneur(wirausaha) yang sudah saya gandrungi sejak masih SD.
Sekedar ingin berbagi dari sedikit yang saya miliki. Semoga bermanfaat bagi kawan-kawan pembaca dalam menemukan keyakinan untuk ber-entrepreneur...

5 MITOS ENTREPRENEUR
  1. Entrepreneur Bukan untuk Saya
    Banyak yang ragu saat mulai melangkah menjejak dunia entrepreneur karena merasa entrepreneur itu bukan untuknya, bukan dunianya, karena tak ada bakat, tak ada dalam garis keturunan yang menjadi enterepreneur. Tapi apakah untuk menjadi seorang entrepreneur itu harus mempunyai bakat? Harus dari keturunan entrepreneur juga?
    Ternyata T I D A K !!!
    Semua orang, tak terkecuali. Siapapun ia (mau anak petani, anak pejabat, anak komandan, anak direktur, bahkan anak presiden-pun) berhak ber-entrepreneur. Yang tidak boleh adalah jika menggunakan kekuasaan orang tua untuk memperkaya bisnisnya.
  2. Selalu, yang Dipikirkan adalah Modal
    Kebanyakan orang berpikir bahwa memulai suatu usaha harus dengan modal. Walhasil, berbagai cara ditempuh untuk mendapatkan modal. Tak terkecuali harus berhutang. Kenyataannya hutang tidak membuat usaha kita berkah, bahkan maju. Namun justru membawa kita kepada kemunduran secara perlahan.
    Bisa dibayangkan, waktu yang seharusnya kita gunakan untuk merancang masa depan usaha yang kita bangun justru tersita untuk memikirkan hutang yang harus segera dibayar. Terlebih jika hutang tersebut berbunga.Akhirnya konsentrasi terhadap perusahaan buyar. Tak fokus lagi membangun usaha. Hingga akhirnya terjerembab dalam keterpurukan. Gulung tikar dengan menyisakan hutang.
    Sebenarnya ber-entrepreneur tak mesti harus dengan modal. Bisa juga dilakukan tanpa modal. Misalnya dengan mengambil barang terlebih dahulu, dan membayarnya ketika barang tersebut telah laku terjual. So, selamat ber-entrepreneur.
  3. Untuk Sukses Perlu Produk yang Unik dan atau Kreatif
    Suksesnya bisnis tak melulu harus dengan produk yang Unik dan atau Kreatif. Bisa jadi produk yang kita tawarkan akan laku terjual tanpa harus merupakan produk yang Unik. Kita pun harus melihat permintaan dan kebutuhan konsumen. Sehingga produk yang kita tawarkan bisa menyedot minat mereka untuk membeli.
    Tak harus Unik maupun Kreatif, tapi harus sugestif dan sesuai dengan kebutuhan konsumen. Bisa jadi sukses bisnis lahir dari produk yang biasa.
  4. Agar Cepat Kaya Harus Cepat Besar
    Jika banyak yang beranggapan jika saya besar maka saya akan cepat kaya, merupakan anggapan yang tidak bisa dibenarkan. Kenyataannya besar tidak selalu kuat. Banyak perusahaan besar, tapi untuk kemudian bangkrut dengan mudahnya lantaran hanya berambisi untuk membesarkan diri untuk membuat diri cepat kaya. Sehingga berbagai cara pun ditempuh. Dan ketika gagal, maka punah sudah semuanya.
  5. Kaya= Gaya Hidup
    Inilah pemahaman yang selalu ditanamkan oleh penguasa-penguasa asing terhadap mentalitas anak bangsa. Bahwa kaya adalah gaya hidup serba punya. Bisa membeli apa saja. Kaya adalah mempunyai Blackberry, mempunyai kendaraan bagus, mahal, dan produk terbaru, mempunyai style teranyar dan setara artis papan atas.
    Sementara itu, pemahaman yang ditelurkan dinegara-negara asing terhadap anak bangsanya adalah KAYA=MENJUAL SEBANYAK-BANYAKNYA. Itulah yang membedakan bangsa kita dengan bangsa lain. Disaat bangsa lain memperkaya diri dengan kreativitas bangsa kita justru sibuk memperkaya diri dengan produk-produk buatan mereka. Sehingga yang terlahir hanyalah generasi-generasi pembeo tanpa adanya inspirasi untuk menciptakan produk untuk bersaing. 
Namun belakangan ini, geliat Indonesia mulai terasakan sedikit demi sedikit. Dengan berhasilnya pelajar Indonesia memproduksi mobil sendiri cukup menjadi tonggak awal penyemangat bagi pemuda lainnya untuk berkreasi, berinovasi dan berkreativitas.
SALAM AKSELERASI!!!